Minggu, April 04, 2010

Prinsip-prinsip keselamatan pasien (The principles of patient safety)

Prinsip-prinsip keselamatan pasien adalah isu yang penting diperhatikan dalam khasanah pelayanan medis. Pelayanan medis yang mengutamakan prinsip-prinsip keselamatan pasien akan memiliki nilai lebih dimata para konsumennya sekaligus memiliki kualitas yang baik di mata penilai pelayanan kesehatan. Untuk memperjelas bagaimana peran penting prinsip-prinsip keselamatan pasien, mari kita melihat cuplikan berikut ini :
Derita bocah SD Korban Khitanan Massal
Nasib malang menimpa Heru Saputra (8), siswa kelas IV SDN Citeureup, Bogor. Heru harus kehilangan alat kelaminnya lantaran kasus malapraktik. Heru tidak bisa menyembunyikan rasa malu, ketika alat kelaminnya terpotong 1 cm. peristiwa itu berawal ketika bocah SD ini mengikuti sunatan massal yang dilakukan oleh seorang petugas medis, sebut saja namanya Haryono, di desa Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Anak bungsu pasangan suami istri M. Hoirudin dan Wati itu terpaksa masuk Rumah Sakit lantaran harus operasi kelamin untuk mengobati kelaminnya yang terpotong 1 cm.



Menurut keterangan M. Hoirudin, khitanan massal itu ia pilih lantaran biayanya yang murah, hanya Rp. 100.000,00. Namun entah bagaimana kejadiannya, alat kelamin anaknya justru terpotong 1 cm dan tersisa hanya 1 cm. Tak hanya itu, lubang kelamin anaknya juga kecil, hanya seukuran lubang jarum. Hoirudin lantas membawa sang anak ke Rumah Sakit. “Setelah di rumah sakit, kami tidak bisa berbuat banyak karena biayanya mahal,”tutur pria yang tinggal di kampong Pekapuran RT 01/05, Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor ini.
“Ketika mengkhitan anak saya, mantra Haryono menggunakan pisau seperti kaleng. Ketika mengkhitan kemaluan anak saya, seperti memotong ayam saja. Setelah selesai lalu dibungkus dengan perban, ” ujar Hoirudin.
Setelah kejadian itu sikap Heru menjadi murung dan tidak mau bergaul dengan anak seusianya. Kendati tetap bersekolah, namun wajahnya tampak kecewa. “Sikap Heru berubah setelah dikhitankan, seperti menyembunyikan penderitaannya. Saya jadi sedih dan bingung harus berbuat apa,” ungkap wati, ibu Heru.
Disadur dengan penyesuaian dari Tabloid Nurani, edisi 449, Tahun VIII, Agustus 2009

Bahan introspeksi bagi kita tenaga medis, yang sehari-hari bergelut dengan aneka macam permasalahan seputar penyakit dan tanggung jawab profesi terhadap pasien. Masalah malapraktik akan selalu terulang apabila kita kurang berhati-hati dalam melakukan prosedur medis.

Resiko akan senantiasa kita hadapi saat kita melakukan suatu tindakan yang karena sudah menjadi kebiasaan akhirnya membuat kita kurang berhati-hati dalam melakukannya. Kita bisa memperkecil resiko ini dengan menerapkan prinsip-prinsip keselamatan pasien (The principles of patient safety) Beberapa prinsip itu antara lain:

Lebih banyak melakukan latihan dan memahami aspek teori sebelum melakukan tindakan medis. Karena dengan memperbanyak latihan, keterampilan kita dalam melakukan tindakan medis akan bertambah. Memahami aspek teori dari suatu tindakan medis akan membantu kita untuk bisa mengenali dan mengantisipasi setiap resiko dari tindakan medis yang akan kita lakukan.

Selain itu usahakanlah selalu mengikuti suatu standar operasional prosedur (SOPP) yang ada dalam melakukan suatu tindakan medis. Setiap tindakan medis memiliki SOPP yang telah baku dan dipelajari di waktu menempuh kuliah. Selalu berpegang pada SOPP akan menghindarkan kita dari perilaku yang salah atau menyimpang, dan apabila timbul suatu reaksi yang berbeda dari pasien, sehingga terjadi suatu kejadian yang tidak diharapkan, kita dapat mempertanggungjawaban perbuatan kita.

Memberikan edukasi atau penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya tentang tindakan apa yang akan dilakukan, alternatif tindakan yang dapat dilakukan selain tindakan medis yang akan kita lakukan saat ini, serta resiko maupun keuntungan dari tindakan yang akan kita lakukan merupakan hal penting yang harus dilakukan sebelum tindakan dijalankan. Bagian tentang resiko harus selalu dijelaskan kepada pasien dan keluarga, jangan hanya menjanjikan hal-hal yang positif dari suatu tindakan namun tidak menjelaskan resikonya.

Yang terakhir, jangan melakukan suatu tindakan yang tidak kita miliki kompetensinya. Semua tindakan memiliki wilayah kerja dan kompetensi masing-masing. Tindakan yang tidak kita miliki kompetensinya lebih baik dirujuk dan diserahkan kepada ahli yang memiliki kompetensi untuk dilakukan tindakan yang sesuai. Dalih seperti; fasilitas kesehatan yang lebih baik letaknya jauh, tindakan yang sama jika dilakukan oleh dokter biayanya mahal, dan dalih-dalih lain sebaiknya dikesampingkan demi mengutamakan keselamatan pasien.

Yakinlah, dengan menerapkan prinsip-prinsip keselamatan pasien ini akan membuat kita senantiasa dapat terhindar dari malapraktik. Selain itu, kita tidak akan kehilangan pasien. Justru tenaga medis yang mengutamakan keselamatan pasien akan lebih dikenal sebagai tenaga medis yang berhati-hati, teliti dan membawa kesehatan sekaligus keselamatan bagi pasiennya.