Rabu, April 29, 2009

Diare pada orang dewasa dan salah kaprah di masyarakat

Diare pada orang dewasa adalah penyakit  yang mungkin hampir semua orang pernah mengalaminya. Dan sebagian besar dari kita tentu merasa terganggu dengan adanya diare ini. Selain capek bolak- balik ke belakang, diare yang terlalu sering atau dalam jumlah banyak juga membuat kita jadi lemes.

Sebetulnya apa sih diare itu? Apa saja kesalahpahaman yang berkembang di Masyarakat?



1. DIARE adalah perubahan konsistensi (kepadatan tinja) menjadi berbentuk cair atau setengah padat lebih dari 200 gr atau 200 cc yang berlangsung kurang dari 15 hari
2. DIARE juga berarti BAB encer lebih dari 3 kali sehari yang dapat disertai lendir dan darah.

Sebagian besar diare pada orang dewasa bisa sembuh sendiri atau istilah kerennya self limitting disease, jadi tanpa berobat pun bisa sembuh sendiri. Ini terjadi pada diare sekretorik, misalnya yang diakibatkan oleh makan-makanan yang bersifat merangsang lambung seperti makanan asam atau pedas. Namun ada pula beberapa kasus diare yang memerlukan penanganan khusus apabila terjadi komplikasi yang mengancam jiwa seperti dehidrasi.

Apa saja penyebab diare pada orang dewasa?

Penyebab diare pada orang dewasa meliputi
1. Bakteri seperti Escherecia Coli, Salmonella typhi, Salmonella parathypi, Vibrio cholera, Campilobacter, dll
2. Parasit seperti Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, cacing Ascaris lumbricoides, dll
3. Virus seperti rotavirus, adenovirus, norwalk virus, dsb


Sebagian besar diare pada orang dewasa (38,28% menurut literatur Amerika)disebabkan oleh bakteri terutama E. Coli. Untuk itu penting kiranya agar kita lebih mengenal tanda dan gejala dari diare pada orang dewasa yang disebabkan oleh bakteri.

Apa saja kesalahan umum yang ada pada masyarakat tentang diare?

1. Menganggap diare pada orang dewasa harus segera dihentikan dengan meminum obat anti diare.
Paham ini tidak benar, jika diare disebabkan karena kuman, kuman justru harus dikeluarkan dahulu dengan diare. Setelah kuman penyebab penyakit keluar semua, diare akan berhenti dengan sendirinya. Jika diare terus berlanjut dan berlangsung lebih dari satu hari barulah anda sebaiknya mencari pertolongan medis. Kecuali jika anda terserang Kolera atau diare akibat virus, yang sekali diare anda akan kehilangan 500 cc sampai 1 Liter cairan tubuh anda, kalau ini yang terjadi anda harus SEGERA ke Rumah Sakit.

2. Menganggap diare selalu disebabkan kuman sehingga jika diare harus minum antibiotik
Pemahaman ini tidak sepenuhnya benar, karena faktanya ada sekitar 5 % diare yang disebabkan oleh parasit seperti E. Hystolitica dan 5 % lain oleh penyebab lain seperti Cacing tanah, Rotavirus, jamur candida albicans, dll. Diare yang disebabkan oleh parasit HANYA BISA diobati dengan antiparasit dan BUKAN dengan Antibiotika.

3. Menganggap ANTIBIOTIK yang cocok diberikan pada satu kasus diare, cocok pula untuk digunakan pada jenis diare yang lain.
Faktanya, ada lebih dari satu macam kuman /bakteri penyebab diare. Masing-masing bakteri/kuman memiliki kepekaan tersendiri terhadap suatu jenis antibiotik. Penggunaan antibiotik yang salah tidak akan meringankan diare anda. Kemungkinan terbaiknya adalah anda menjadi resisten atau kebal terhadap jenis antibiotik tertentu, sehingga jika anda diare lagi di lain kesempatan, antibiotik yang anda gunakan kemarin tidak akan manjur lagi dan andapun harus menggunakan antibiotik dari kelas yang lebih tinggi dan otomatis LEBIH MAHAL. Kemungkinan buruknya, penyakit diare anda tidak membaik, malah lebih parah karena salah menggunakan antibiotik. Karenanya, jika sakit berlanjut, hubungilah DOKTER jangan yang lain.

4. Berfikir bahwa obat diare bukanlah oralit, obat diare adalah obat yang bisa menyetop BAB.
Faktanya, ORALIT adalah cairan yang mudah, murah, dan efektif digunakan untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare. Larutan ini sudah dibuat sedemikian rupa sehingga komposisinya mirip dengan cairan tubuh kita dan telah mendapatkan rekomendasi dari WHO, badan tingkat DUNIA yang mengurusi masalah KESEHATAN untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Jadi, jika anda merasa lemas karena diare yang terlalu banyak atau sering, carilah ORALIT. Dalam hal ini tidak berlaku diktum "yang penting rasanya bung!" karena rasa oralit tidak enak. Tapi berlaku diktum "Yang penting khasiatnya bung!"

5. Beranggapan obat oralit yang paling berkhasiat adalah yang paling cepat membuat DIARE mampet.
Faktanya, banyak tenaga medis yang BUKAN DOKTER memberikan obat yang bersifat SPASMOLITIK, artinya obat ini bersifat mengurangi atau menghilangkan gerak memeras usus yang normal. Akibatnya, diare memang berkurang, tapi jika kelebihan dosis, anda bisa mengalami ILEUS PALALITIK yaitu usus anda terganggu gerak peristaltiknya. jika ini terjadi anda akan susah BAB, bahkan untuk KENTUT pun akan menjadi sesuatu yang MAHAL. Ingat, yang CEPAT tidak selalu bermakna BAIK.

Itulah beberapa kesalahpahaman yang masih ada di Sekitar kita seputar masalah diare pada orang dewasa. Semoga artikel ini memberikan manfaat bagi kita untuk lebih memahami diare sebagai suatu penyakit yang lumrah dan bisa diatasi.

Rabu, April 08, 2009

Adaptasi

Anda masih ingat pelajaran kelas 1 SMP tentang hukum Newton?
Salah satu Hukum Newton mengatakan bahwa suatu benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu, akan cenderung untuk terus bergerak apabila dia diperlambat. Kita juga memiliki kecenderungan ini, kita yang sudah enak dan nyaman di suatu tempat, posisi, atau jabatan dan pekerjaan tertentu, cenderung akan memilih untuk tetap berada di posisi itu sekalipun ada sesuatu yang membuat kita untuk pindah dari sana.
Karenanya manusia dibekali juga dengan kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kemampuan beradaptasi inilah yang belakangan ini sedang saya pergunakan lagi. Karena saya untuk kesekian kalinya pindah kerja. Kali ini saya bekerja sebagai seorang dokter bangsal di rumah sakit, yang salah satunya bertanggung jawab atas keluhan pasien di bangsal dan ICU. Bekerja di lingkungan Rumah Sakit bukan kali yang pertama buat saya. Sewaktu program kemitraan dulu, saya juga bekerja di salah satu rumah sakit negeri di solo, setelah lulus, saya bekerja sebagai dokter jaga IGD disalah satu RSIA di Sleman, Yogyakarta. Ternyata, setting pekerjaan saya yang selama 2 tahun ini bersifat di luar rumah sakit, membuat saya harus bekerja ekstra keras untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan di Rumah Sakit. Sangat-sangat berbeda, itulah hal yang saya temukan dan pelajari.

Dalam kehidupan sehari-hari kita juga akan menemukan banyak hal yang membuat kita harus beradaptasi. Selain pekerjaan baru, rumah baru, kendaraan baru, bahkan pengantin baru akan membuat kita beradaptasi. Yang jadi masalah adalah, apakah kita siap untuk beradaptasi? apakah kita siap untuk berubah? karena menurut seorang pakar, kita harus selalu siap berubah, karena tidak ada yang bersifat kekal di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri.

Beradaptasi memang sulit, berubah memang tidak mudah, namun akan banyak kita temukan hal-hal yang menarik ketika kita mau berubah. Tentunya jika perubahan itu kearah yang lebih baik akan lebih sulit. Tidak jarang kita justru akan menghadapi tantangan yang sangat berat dari orang-orang yang sudah merasa nyaman dengan keadaan yang dijalaninya saat ini. Jadi, beradaptasi? yuuuk....