Ada enaknya juga kerja di perusahaan dengan standar pelayanan International. Nggak hanya disuruh kerja dengan standar yang nggak jelas, tapi sebelum kerja memang sudah dipersiapkan untuk memenuhi standar International juga. Untuk itu, sebelum mulai kerja, kami para karyawan baru di beri pelatihan dulu selama 4 minggu. Minggu pertama, diisi dengan pengenalan organisasi perusahaan, mulai dari sejarah, sampai mengenali departemen apa saja yang ada di perusahaan. Selain itu kami juga diberi materi peningkatan keterampilan berbahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan. Nggak heran hal ini dipandang perlu, mengingat klien perusahaan yang sebagian besar orang asing atau perusahaan dan LSM asing di Indonesia. Selain itu kami juga diperkenalkan dengan costumer service, yaitu bagaimana caranya memberikan pelayanan kepada klien. Mulai dari telefon etiquette, cara membalas e-mail dan etiquette, sampai melayani pelanggan yang komplain atau marah juga diajarkan triknya.
Di minggu kedua kami diperkenalkan dengan Prehospital trauma manajemen. Intinya, kami diajari bagaimana penanganan dasar korban akibat trauma dengan setting di luar rumah sakit. Jadi kami diperkenalkan dengan alat dan teknik apa saja yang biasanya dipergunakan untuk menolong korban di lokasi kejadian. Materi yang diberikan mulai dari First aid (P3K), penanganan luka ringan, luka bakar, luka lanjut (tusuk, iris), penanganan patah tulang, pemakaian bidai dan segitiga, dan juga prosedur pengangatan korban.
Di minggu ketiga barulah masuk ke tahapan lebih lanjut, yaitu penanganan dasar untuk korban kegawatdaruratan jantung. Penanganan ini meliputi penganganan dasar terhadap korban sumbatan jalan nafas (choking), korban henti jantung, korban dengan denyut jantung tak normal, serta korban sindroma koroner akut. Minggu ketiga merupakan minggu yang berat bagi beberapa teman calon paramedik, karena mereka diajarkan bagaimana dalam seminggu mereka harus menguasai beberapa jenis obat-obatan yang sering digunakan dalam menangani kegawatdaruratan jantung. Mungkin ini menjadi berat, karena latar belakang pendidikan mereka adalah perawat dari D3 dan S1, yang notabene porsi pengetahuan tentang obat-obatan sangatlah minim dan lebih banyak diisi tentang pengetahuan asuhan keperawatan. Sistem pendidikan kesehatan di Indonesia saat ini belum mengenal adanya sekolah khusus untuk paramedik, jadi menurut mereka ini adalah sesuatu yang sangat baru.
Di minggu terakhir atau keempat, kami berkutat dengan materi seperti membuat laporan, mengirim e-mail, konsultasi dengan dokter koordinator, dan materi yang berkaitan dengan pengenalan malaria, cara mengatasinya, juga materi tentang pengenalan sepuluh penyakit yang paling sering dijumpai di lapangan. Akhirnya pelatihan masuk kerja inipun selesai. Masing-masing kami siap untuk diterjunkan ke lapangan baik sebagai paramedik maupun sebagai prehospital dokter. pelatihan yang melelahkan tapi sekaligus memberi wawasan baru yang komprehensif tentang industri pelayanan jasa medis.
Agung Nugroho, md adalah rotating physician International SOS, suatu perusahaan medical service di Indonesia. Telah bekerja selama 1,5 tahun dengan beberapa pengalaman di beberapa lokasi project di Indonesia seperti Tangguh LNG Project di Papua dan Explorasi lepas pantai serta eksplorasi batubara di Kalimantan. Dia dapat dihubungi di agung040nugroho@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar