Senin, November 24, 2008

Treat stroke with chilli



CHILLI. This capsicum genus member of fruit and plant can be a double edge knife. Could be loved because increasing apetite and food taste. Also could be hated because it spicy taste and can cause some digestion problem. But, you can not avoid this fruit can treat some illness, like stroke, Coronary artery disease, and impotent.
To get the spicy taste and increase deliciousness of food, people put chilli whili cooking. Some people love using red long chilli, others using green chilli, meanwhile the others using curly chilli. However, most pople prefer using curly chilli in their food to get more spicy taste in it. It because curly chilli has smaller size and contains lack of water, than can give more spicy taste than other kind of chilli in every 100 grams. Is only that the use of chilli?



Eficacy and Amount
In fact, according to Prapti Utami, MD a herbal consultant at EVERGREEN Family Herbal Remedy, Bintaro Jaya, Tangerang, most people were not understand efficacy of chilli. Chilli actually a kind of rich nutrition food. The 'rawit' chilli contain high amount of vitamin C and betakaroten (provitamin A), more than other fruit such as manggo, pineapple, papaya, dan watermelon. It mineral amount even higher than fresh fish, especially in calcium and phospor. But vitamin C in green chilli still higher than in 'rawit' chilli. Also with paprica. Red paprica known has vitamin C amount twice higher than other paprica. It's betacaroten amount nine times higher than green paprica. os of betacaroten placed near the skin.











The element what making chilli felt spicy is what called capsaicin. It place right in the middle part of chilli, place where the seed attached. To reduce spicy, disposed the middle part and the seed of red chilli. Capsaicin has stomacic effect, that's mean can increase apetite. Other effect is increasing endorphine hormone production which can excite amenity sensation. That's why people eat chilli when they got headache."The spicy taste excited by capsaicin blocked brain activity to receive pain stimuly get," says tandas dr Prapti.
Senyawa kapsaisin ternyata tak hanya merangsang nafsu makan, tetapi juga menjadi obat. Kapsaisin mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis. Kapsaisin juga bersifat antikoagulan dengan cara menjaga darah supaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Tak heran, orang yang sering makan cabai kemungkinan kecil menderita penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). Itu berarti juga kecil kemungkinan menderita serangan stroke, jantung koroner, dan impotensi.
Cabai Jawa
Pernah dengar cabai puyang? Di Jawa, orang sering memesannya pada penjual jamu gendong. Dan kebanyakan yang memesan cabai puyang ini adalah perempuan yang baru saja melahirkan. Mengapa? Karena racikan cabai puyang diyakini dapat membersihkan rahim dan menyegarkan badan karena kepenatan atau kelelahan.
Cabai Jawa (piper retrofractum), salah satu bahan racikan dalam cabai puyang, mengandung sejumlah unsur kimia yang memiliki unsur penghilang lelah dan penyembuh penyakit. Bagian buahnya mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmetic acids, tetrahydropiperic acids, 1 undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Sementara bagian akar mengandung pepirine, piplartine, dan piperlonguminine.
Selain itu, lanjut dr Prapti buah cabai jawa juga berkhasiat menghilangkan nyeri (analgesik), peluruh keringat (diaforetik), dan peluruh kentut (karminatif, stimulan, dan afrodisiak). Sementara akar cabai Jawa pedas dan hangat rasanya, berkhasiat sebagai tonik, diuretik, stomakik, dan peluruh haid (emenagog).
Ada sejumlah penyakit yang bisa diatasi dengan cabai Jawa ini, antara lain kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia, dan tekanan darah rendah. Akarnya dapat mengatasi kembung, pencernaan terganggu, tidak dapat hamil karena rahim dingin, membersihkan rahim setelah melahirkan, badan terasa lemah, stroke, rematik, dan nyeri pinggang. Sedangkan daunnya dapat digunakan untuk mengatasi kejang perut dan sakit gigi. Caranya cukup gampang. Buah sebanyak 2,5-5 gr dijadikan pil atau direbus, lalu diminum.
Untuk kasus sakit gigi, pengolahan dan pemakaiannya juga gampang. Buah cabai dijemur hingga kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirup melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang. Bubuk ini juga bisa digunakan untuk rematik dan parem setelah malahirkan. Sementara daunnya dapat digunakan sebagai obat kumur pada radang mulut. Untuk membersihkan rahim, atau sebagai obat kuat kumur pada radang mulut. Untuk membersihkan rahim, atau sebagai obat kuat, yang digunakan adalah akar kering. Akar sebanyak 3 gr digiling halus, diseduh dengan air panas dan diminum.
Untuk kejang perut, ambil daun cabai Jawa segar sebanyak 3 lembar, dicuci lalu ditumbuk dan kemudian seduh dengan segelas air panas. Setelah itu disaring dan diminum. Untuk sakit gigi, ambil daun cabai Jawa segar sebanyak 3 lembar, dicuci lalu ditumbuk. Kemudian seduh dengan segelas air panas. Selagi hangat disaring dan airnya dipakai untuk berkumur. Bisa juga mengunyah akar lekat, tapi mesti dibuang setelah dikunyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar