Paramedis, adalah sebutan untuk profesi yang berkaitan langsung dengan medis atau medical personal (dalam hal ini dokter). Lalu apa bedanya dengan perawat atau nurse? Paramedis dan nurse berbeda dalam hal dimana mereka bekerja dan apa yang dilakukan. Di negeri-negeri barat seperti amerika dan eropa, dan juga di Indonesia khususnya Jakarta, paramedis adalah perawat yang bekerja pada prehospital setting.
Artinya mereka bekerja untuk menangani pasien sejak dari tempat pasien sakit sampai ke Rumah Sakit. Di Indonesia, paramedis ini bisa kita samakan dengan perawat yang bekerja untuk ambulance 118. Sedangkan nurse adalah perawat yang melakukan pekerjan di Hospital Setting. Artinya, para perawat ini melakukan perawatan atas pasien yang telah ada di rumah sakit.
Dilihat dari jumlah yang menjalankan profesi ini, sebenarnya paramedis di Indonesia masih jarang. Sejauh pengamatan saya, daerah yang prehospital carenya berjalan dengan cukup baik dan memiliki tim paramedis barulah di Jakarta dengan ambulance 118 nya. Tercatat ada 24 ambulance Gawat Darurat 118 yang aktif beroperasi melayani masyarakat dengan sekitar 300 personel bekerja sebagai paramedis. Sedangkan di kota-kota lain tampaknya penanganan prehospital oleh paramedis masih sebatas teori. Pentingnya paramedis bisa saya samakan dengan pentingnya membuat draft atau rancangan untuk sebuah bangunan. Kalau rancangan awalnya sudah salah, maka melanjutkan membangun bangunan akan sia-sia. Jadi, kepentingan kerja dari seorang paramedis adalah bagaimana dia melakukan penanganan awal untuk suatu keadaan gawat darurat.
Akibat masih jarangnya tim yang dibentuk untuk menangani keadaan gawat darurat pada prehospital setting, masih banyak kita temukan kasus-kasus keadaan gawat darurat yang sudah terlambat untuk ditangani di Rumah Sakit. Selain itu juga banyak kasus yang mendapatkan penanganan yang salah di tempat kejadian akibat ditangani oleh personal yang tidak memiliki kompetensi medis. Lebih jauh, seringkali kita menemukan bahwa ambulans milik sebagian besar rumah sakit tidak berisi apa-apa selain stretcher(dragbar) dan tidak memiliki fungsi lain selain alat transportasi untuk memindahkan pasien dari rumah atau tempat kejadian ke rumah sakit. Atau, dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain.
Sedikitnya jumlah paramedis di negeri kita, salah satunya karena masih belum ada pendidikan khusus untuk mencetak paramedis. Paramedis yang ada sekarang adalah lulusan dari Akademi Perawat dan Sekolah Tinggi Keperawatan yang kemudian diberikan pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan. Selain itu sedikitnya lapangan pekerjaan di bidang ini membuat lulusan akademi keperawatan atau sekolah tinggi keperawatan jarang melirik profesi ini. Padahal profesi ini semakin dibutuhkan sesuai dengan berkembangnya kasus kegawatdaruratan yang terjadi di masyarakat.
Kendala lain yang menyebabkan masih terbatasnya pelayanan prehospital dengan keterlibatan paramedis adalah masih kurangnya perhatian pemerintah ataupun swasta penyelenggara fasilitas kesehatan akan pentingnya penanganan prehospital terhadap pasien. Selama ini ketika berbicara fasilitas kesehatan, banyak pihak yang berfikir bahwa itu berarti adalah penyediaan Rumah sakit dengan segala fasilitasnya atau klinik dengan segala fasilitasnya. Jarang sekali yang berfikir tentang ambulans dan segala fasilitasnya. Tim tanggap darurat seperti 118 dengan segala fasilitasnya. Kendala lain adalah mahalnya nilai investasi dari sebuah tim tanggap darurat. Penyediaan ambulans lengkap dengan fasilitas gawat darurat sangat mahal.
Akhirnya, kita masih menunggu, kapan negeri kita akan memiliki sistem pelayanan seperti di film-film amerika atau seperti yang kita lihat di televisi asing. Ketika ada kecelakaan, atau ada seseorang dengan kondisi gawat di rumah, tinggal menelfon 118. Dan beberapa menit kemudian datanglah sebuah ambulance dengan 2 orang paramedis yang dengan sigap menangani pasien. Melakukan pemeriksaan singkat, kemudian memasang selang oksigen atau kedok oksigen, memasang infus kemudian menempatkan pasien di stretcher untuk dibawa ke RS dengan ambulans.
semoga saja dunia kedokteran di Indonesia makin maju
BalasHapustidak hanya jumlahnya, tapi juga kualitasnya.
BalasHapus@ala: betul dan perlu usaha dan kemauan keras untuk itu. Semoga, semoga.
BalasHapus@doc afie: betul doc,kualitasnya juga perlu dijaga. Dan perlu juga dapat bimbingan microbiology dari begawan seperti dok afie :)
sudah saya link...
BalasHapussaya cmn mudheng virus kok, gak mudheng mikrobiologi...:p
BalasHapusBtw, klo pengalaman kayaknya saya yg harus banyak belajar... :)
Btw, tukeran link?
nice posting dokter
BalasHapus