Jumat, Januari 16, 2009

Tiga dokter ikut tenggelam di Perairan Papua

Itulah headline berita yang saya baca dari KOMPAS pagi ini. Keganasan alam Papua kembali menelan korban, tiga dokter yaitu dr. Hendy prakoso, dr. Boyke Mawoka, dan dr. Wendyansyah Sitompul SpOG menjadi korban yang termasuk diantara 27 korban tenggelamnya kapal Risma Jaya akibat kerusakan (lambung bocor)setelah dihantam ombak besar di perairan Muara kali Aswet distrik Agast Kabupaten Asmat Propinsi Papua pada tanggal 13 Januari 2009.


Jenazah dr. Wendy ditemukan kamis (15/1) pukul 14.00 waktu setempat. Sedangkan dua dokter yang lain sampai saat ini belum ditemukan. Para dokter yang menjadi korban tersebut dalam perjalanan untuk program Save Papua di pedalaman Papua. Mereka menumpang kapal barang setelah bandara Agast yang biasanya digunakan untuk penerbangan di daerah tersebut rusak akibat gempa beberapa waktu yang lalu. Perjalanan Timika ke Asmat membutuhkan waktu 5 jam, namun kapal telah tenggelam ketika mendekati Agast.

Kisah meninggal dan hilangnya dokter dalam melaksanakan tugas ini menambah daftar dokter yang hilang atau meninggal dalam tugas di Papua.Kurang lebih satu tahun yang lalu tepatnya 9 Juni 2007 seorang dokter PTT yang bertugas di Puskesmas Arso III yaitu dr. Muhammad Haris juga meninggal karena kecelakaan di Papua
Kurang lebih satu bulan sejak kejadian itu, kembali satu dokter PTT meninggal dalam tugas di Papua Barat, beliau adalah dr. Erina Natania Nazarudin. Dokter Erina meninggal akibat mobil ambulance yang dikendarainya masuk ke jurang sedalam 20 meter di jalur Fakfak-Kokas Papua Barat pada Minggu, 15 juli 2007 .

Memang kondisi alam di Papua tergolong masih sulit diprediksi, cuaca dapat berubah sewaktu-waktu, ditambah kondisi infrastruktur yang masih sangat minim menambah parah kondisi di Papua. Masih banyak daerah pedalaman di Papua yang hanya bisa dijangkau melalui jalur udara, atau perjalanan melalui sungai yang makan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Kondisi jalur darat juga banyak yang belum memadai kalau tidak bisa dikatakan rusak parah, terutama yang menghubungkan antara kota dengan daerah terpencil seperti Asmat.

Kita mengucapkan duka dan simpati yang sedalam-dalamnya atas musibah ini, para dokter ini adalah sedikit dari dokter yang mau berkorban dengan bersedia bertugas di daerah terpencil seperti pedalaman Papua. Tentunya kejadian ini tidak menyurutkan langkah dokter-dokter yang lain untuk ditugaskan ke Papua oleh Pemerintah. Dan semoga pemerintah kembali memperhatikan nasib para dokter yang telah bersedia ditugaskan di darah terpencil seperti pedalaman ppapua dengan lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan para dokter ini di lapangan.

9 komentar:

  1. sangat berduka...dan sangat kehilangan. Jarang sekali dokter yang mau dikirim ke Papua. Begitu ada eh malah dipanggil Yang Maha Kuasa..
    Semoga yang ditinggalkan diberi ketabahan..

    BalasHapus
  2. Sedih sekali membacanya... Selamat jalan sejawat...

    BalasHapus
  3. In Memoriam dr. Wendiansyah Sitompul, Sp.OG, dr. Hendy Perkasa dan dr. Boke Mowoka.

    sy adalah salah seorang rekan sejawat dari dr. wendiansyah sitompul, Sp.OG. memang kami terakhir bertemu di timika 1-2 bulan yg lalu. sesaat sebelum beliau berangkat ke asmat utk yg terakhir kalinya kami sempat berencana utk ngumpul.. tetapi batal krn sy sdg shift...tidak menyangka itu adalah pertemuan saya yang terakhir... dia adalah seorang sosok yang sederhana, ramah dan tulus dalam praktek hidup kesehariannya... seorang pendengar yang baik dan wise dalam bersikap. sy pernah berkenalan dgn dr.boyke mowoka dan hendy prekasa.. tetapi sy tdk begitu mengenal mereka.
    Semoga Tuhan menerima mereka disisi kanan-Nya... saya yakin mereka pasti akan berbahagia disana.. atas jerih payah mereka selama ini.. mengabdikan diri pd masyarakat Asmat pedalaman no matter what...
    kepada keluarga yg di tinggalkan, sy harap dapat tabah menerima kejadian ini... sy yakin Tuhan memiliki rencana-rencana yang indah untuk hamba-Nya.., Amin.

    (Timika, 18 Jan 2009)
    xdee_MD

    BalasHapus
  4. Terimakasih atas simpati pada para dokter... Memang bukanlah klise, begitulah profesi dokter, senantiasa mendahulukan kepentingan yg dilayani, yaitu masyarakat, walau sadar segala risiko, hingga dapat mengancam nyawa sendiri. Saya mewakili Humas FKUI menginfokan, minggu 18 jan 09, siang pk 13.00 FKUI berencana menyelenggarakan Penghormatan Terakhir pada dr Wendy di Lobby bawah FKUI. Kami sangat menghargai teman2, bila berkenan hadir.

    BalasHapus
  5. turut berduka cita sedalam2nya atas kepergian temans sejawat...

    BalasHapus
  6. sy adalah alumni PTT Asmat, dan mereka bertiga adalah sosok yang cukup dekat dengan saya selama di Asmat... Saya sangat terpukul mendengar berita ini, rasanya tidak percaya bahwa mereka bertiga telah pergi..

    Selamat jalan kawan... Tuhan menyertai kalian semua...

    Semoga dengan kejadian ini DINKES Asmat lebih memperhatikan keselamatan rekan rekan yang masih disana.. Mana janji janji kalian untuk menyediakan alat keselamatan, seperti pelampung dan HP satelit selama para dokter bertugas di pedalaman..?????

    BalasHapus
  7. Turut berduka cita. Saya pernah PTT di Papua, walau bukan di mainland, melainkan di Pulau Biak. Papua memiliki banyak potensial yg masih belum digali, sayang infrastruktur yg tersedia masih minimal. Semoga lain kali tidak terjadi lagi musibah seperti ini.

    BalasHapus
  8. Pemerintah tidak berduka. Rakyat tidak berduka (berapa persen sih orang yang tau berita ini.. mereka lebih doyan nonton YKS). pemerintah mendoktrin dengan KEMANUSIAAN dan PENGABDIAN untuk seluruh dokter agar taat mengabdi di desa terpencil dengan membawa anak istrinya jauh dari peradaban maju atau meninggalkan mereka disana. apakah perlu apresisasi dalam bentuk materi ? tidak.. karena "tidak etis".. dokter adalah pelayan masyarakat. apakah ada apresiasi dalam bentuk moral ? ya.. berupa dokter dapat dipuji sesekali, walau dukungan infrastruktur tetap dimakan oleh tikus2 setempat. tapi diluar itu.. dokter "HARUS" tetap tekun mengabdi.. dont give a fuck, TUTUP MATA TELINGA DAN MULUT KALIAN PARA DOKTER DAN TERUSLAH MENGABDI. jika kalian mati dalam tugas pun, mungkin kalian masuk surga.. persetan dengan anak istri, mereka harus bisa hidup sendiri.

    BalasHapus