Para ahli kesehatan masyarakat sedang berdebat tentang sirkumsisi pada laki-laki sebagai salah satu senjata ampuh untuk melawan infeksi HIV di Afrika. Studi terkini telah menunjukkan bahwa sirkumsisi menurunkan angka rata-rata infeksi antara 50 - 60 % pada laki-laki heteroseksual Afrika. Para ahli memperkirakan lebih dari 3 juta nyawa dapat diselamatkan di Sub-Sahara Afrika saja jika prosedur ini digunakan secara luas. Namun, ada skeptisme tentang hal ini, bahwa usaha untuk meningkatkan skala program sirkumsisi di benua yang memiliki jumlah dokter perkapita paling sedikit ini, akan menyedot dana dari program kesehatan penting yang lain.
Bagaimana sirkumsisi dapat mencegah penyebaran HIV belum sepenuhnya dimengerti, tetapi para ilmuwan meyakini bahwa kulit ujung penis (preputium/ kulup:red) berperan sebagai tempat penampungan HIV, mengandung sekresi, meningkatkan waktu kontak antara virus dan sel-sel target yang membatasi mukosa preputium. Bukti awal penelitian efek perlindungan sirkumsisi berawal pada akhir tahun 1980-an. Peneliti di Asia dan Afrika menemukan bahwa rata-rata prevalensi HIV menurun drastis diantara daerah yang berdekatan, seringkali paling rendah di daerah dimana sirkumsisi dipraktekkan. Lebih dari 40 penelitian observasional dilakukan, tetapi sebagian besar peneliti tetap skeptis tentang hasilnya. Hingga pada tahun 2002, Bertran Auvert, seorang Professor kesehatan Masyarakat di Universitas Versailles, melakukan sebuah penelitian uji acak terkontrol pertama tentang sirkumsisi di Orange Farm, Afrika Selatan, suatu komunitas dengan angka rata- rata sirkumsisi yg rendah dan prevalensi HIV yg tinggi. Setelah 12 bulan analisa intern, lembaga pemantau keselamatan dan data menghentikan penelitian. Datanya sungguhjelas, sirkumsisi menurunkan angka rata-rata infeksi HIV pada laki-laki heterosexual sampai 60 %
Sumber : New English Journal Medical
Senin, Januari 19, 2009
Jumat, Januari 16, 2009
Tiga dokter ikut tenggelam di Perairan Papua
Itulah headline berita yang saya baca dari KOMPAS pagi ini. Keganasan alam Papua kembali menelan korban, tiga dokter yaitu dr. Hendy prakoso, dr. Boyke Mawoka, dan dr. Wendyansyah Sitompul SpOG menjadi korban yang termasuk diantara 27 korban tenggelamnya kapal Risma Jaya akibat kerusakan (lambung bocor)setelah dihantam ombak besar di perairan Muara kali Aswet distrik Agast Kabupaten Asmat Propinsi Papua pada tanggal 13 Januari 2009.
Jenazah dr. Wendy ditemukan kamis (15/1) pukul 14.00 waktu setempat. Sedangkan dua dokter yang lain sampai saat ini belum ditemukan. Para dokter yang menjadi korban tersebut dalam perjalanan untuk program Save Papua di pedalaman Papua. Mereka menumpang kapal barang setelah bandara Agast yang biasanya digunakan untuk penerbangan di daerah tersebut rusak akibat gempa beberapa waktu yang lalu. Perjalanan Timika ke Asmat membutuhkan waktu 5 jam, namun kapal telah tenggelam ketika mendekati Agast.
Kisah meninggal dan hilangnya dokter dalam melaksanakan tugas ini menambah daftar dokter yang hilang atau meninggal dalam tugas di Papua.Kurang lebih satu tahun yang lalu tepatnya 9 Juni 2007 seorang dokter PTT yang bertugas di Puskesmas Arso III yaitu dr. Muhammad Haris juga meninggal karena kecelakaan di Papua
Kurang lebih satu bulan sejak kejadian itu, kembali satu dokter PTT meninggal dalam tugas di Papua Barat, beliau adalah dr. Erina Natania Nazarudin. Dokter Erina meninggal akibat mobil ambulance yang dikendarainya masuk ke jurang sedalam 20 meter di jalur Fakfak-Kokas Papua Barat pada Minggu, 15 juli 2007 .
Memang kondisi alam di Papua tergolong masih sulit diprediksi, cuaca dapat berubah sewaktu-waktu, ditambah kondisi infrastruktur yang masih sangat minim menambah parah kondisi di Papua. Masih banyak daerah pedalaman di Papua yang hanya bisa dijangkau melalui jalur udara, atau perjalanan melalui sungai yang makan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Kondisi jalur darat juga banyak yang belum memadai kalau tidak bisa dikatakan rusak parah, terutama yang menghubungkan antara kota dengan daerah terpencil seperti Asmat.
Kita mengucapkan duka dan simpati yang sedalam-dalamnya atas musibah ini, para dokter ini adalah sedikit dari dokter yang mau berkorban dengan bersedia bertugas di daerah terpencil seperti pedalaman Papua. Tentunya kejadian ini tidak menyurutkan langkah dokter-dokter yang lain untuk ditugaskan ke Papua oleh Pemerintah. Dan semoga pemerintah kembali memperhatikan nasib para dokter yang telah bersedia ditugaskan di darah terpencil seperti pedalaman ppapua dengan lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan para dokter ini di lapangan.
Jenazah dr. Wendy ditemukan kamis (15/1) pukul 14.00 waktu setempat. Sedangkan dua dokter yang lain sampai saat ini belum ditemukan. Para dokter yang menjadi korban tersebut dalam perjalanan untuk program Save Papua di pedalaman Papua. Mereka menumpang kapal barang setelah bandara Agast yang biasanya digunakan untuk penerbangan di daerah tersebut rusak akibat gempa beberapa waktu yang lalu. Perjalanan Timika ke Asmat membutuhkan waktu 5 jam, namun kapal telah tenggelam ketika mendekati Agast.
Kisah meninggal dan hilangnya dokter dalam melaksanakan tugas ini menambah daftar dokter yang hilang atau meninggal dalam tugas di Papua.Kurang lebih satu tahun yang lalu tepatnya 9 Juni 2007 seorang dokter PTT yang bertugas di Puskesmas Arso III yaitu dr. Muhammad Haris juga meninggal karena kecelakaan di Papua
Kurang lebih satu bulan sejak kejadian itu, kembali satu dokter PTT meninggal dalam tugas di Papua Barat, beliau adalah dr. Erina Natania Nazarudin. Dokter Erina meninggal akibat mobil ambulance yang dikendarainya masuk ke jurang sedalam 20 meter di jalur Fakfak-Kokas Papua Barat pada Minggu, 15 juli 2007 .
Memang kondisi alam di Papua tergolong masih sulit diprediksi, cuaca dapat berubah sewaktu-waktu, ditambah kondisi infrastruktur yang masih sangat minim menambah parah kondisi di Papua. Masih banyak daerah pedalaman di Papua yang hanya bisa dijangkau melalui jalur udara, atau perjalanan melalui sungai yang makan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Kondisi jalur darat juga banyak yang belum memadai kalau tidak bisa dikatakan rusak parah, terutama yang menghubungkan antara kota dengan daerah terpencil seperti Asmat.
Kita mengucapkan duka dan simpati yang sedalam-dalamnya atas musibah ini, para dokter ini adalah sedikit dari dokter yang mau berkorban dengan bersedia bertugas di daerah terpencil seperti pedalaman Papua. Tentunya kejadian ini tidak menyurutkan langkah dokter-dokter yang lain untuk ditugaskan ke Papua oleh Pemerintah. Dan semoga pemerintah kembali memperhatikan nasib para dokter yang telah bersedia ditugaskan di darah terpencil seperti pedalaman ppapua dengan lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan para dokter ini di lapangan.
Sabtu, Januari 10, 2009
Lawak (Comedy) Nostalgia
Hari ini, setelah selesai melakukan beberapa pekerjaan, saya iseng-iseng membuka account multiply saya. Disana saya menemukan dua lawakan dari warkop dari era tahun 70-80 an. Lawakan yang walaupun sudah saya dengarkan berkali-kali tapi tetap membuat saya tertawa terkekeh. Lawakan yang termasuk cerdas, bahkan masih jauh dari slapstik atau pornoaksi seperti film-film warkop era 90an.
Konon, di awal berdirinya, warkop adalah sekelompok pemuda kuliahan yang sering nongkrong dan mengisi acara warung kopi di radio Prambors. Kelompok ini terdiri dari Dono, Kasino, Indro, dan Nanu. Acara ini begitu digemari masyarakat pada waktu itu, sehingga mereka sempat membuat beberapa rekaman yang berisi lawakan acara warung kopi. Selanjutnya, kelompok ini mengubah namanya menjadi Warkop DKI. Karena Nanu meninggal dunia dan warkop tidak menemukan pengganti yang tepat.
Waktu demi waktu berlalu, warkop dengan lawakannya telah menjadi legenda lawak di tanah air. sampai sekarangpun, film - film warkop era 70-80 an tetap saya tonton dengan terkekeh-kekeh. Bahkan beberapa adegan dan kata-katanya yang terkenal saya hafal seperti "Jangankan mobil, Jakarta kalau perlu saya beli" di film "Gengsi Dong". Lumayan untuk melepaskan stress. Kalau anda ingin ikut mendengarkan, bisa di klik disini
Konon, di awal berdirinya, warkop adalah sekelompok pemuda kuliahan yang sering nongkrong dan mengisi acara warung kopi di radio Prambors. Kelompok ini terdiri dari Dono, Kasino, Indro, dan Nanu. Acara ini begitu digemari masyarakat pada waktu itu, sehingga mereka sempat membuat beberapa rekaman yang berisi lawakan acara warung kopi. Selanjutnya, kelompok ini mengubah namanya menjadi Warkop DKI. Karena Nanu meninggal dunia dan warkop tidak menemukan pengganti yang tepat.
Waktu demi waktu berlalu, warkop dengan lawakannya telah menjadi legenda lawak di tanah air. sampai sekarangpun, film - film warkop era 70-80 an tetap saya tonton dengan terkekeh-kekeh. Bahkan beberapa adegan dan kata-katanya yang terkenal saya hafal seperti "Jangankan mobil, Jakarta kalau perlu saya beli" di film "Gengsi Dong". Lumayan untuk melepaskan stress. Kalau anda ingin ikut mendengarkan, bisa di klik disini
Jumat, Januari 09, 2009
Vertigo, oh vertigo......
Entah kenapa pada trip ini saya sudah berhadapan dengan dua orang yang mengeluh puyeng-puyeng alias vertigo. Yang pertama tanggal 5 lalu, saat sedang konsen ngerjakan laporan tiba-tiba dikejutkan dering telfon di klinik. Telfon itu mengabarkan kalau di atas (ruang office) ada seseorang yang mengeluh pusing dan muntah-muntah. Karena saya pikir orangnya masih bisa jalan ke klinik, saya minta yang nelfon untuk mengantarkan ke klinik supaya bisa diperiksa dengan alat yang ada di klinik.
Telfon berdering lagi, kali ini yang nelfon masih sama. Dia menyarankan saya untuk segera naik ke atas karena pasiennya ga mungkin turun ke bawah, pusing ga bisa bergerak. Saya pun segera naik dengan membawa perlengkapan dan obat-obatan yang sekiranya perlu. Tiba di office, saya berhadapan dengan seseorang yang sudah dibaringkan diatas dua kursi yang di letakkan berhadapan. "Kayaknya sakitnya serius", kata saya dalam hati. Beberapa orang sudah ambil tindakan, ada yang ngerokin sambil berkomentar, "Ini angin duduk namanya pak". Saya agak bingung juga dengerinnya, "Harusnya ada angin berdiri, jongkok, tiarap dan sebagainya", bisik saya dalam hati.
"Segera ambil tindakan", pikir saya. Tap, tap, tap, pengukur tekanan darah alias TENSI segera terpasang. Untungnya sudah otomatis dan dilengkapi juga dengan bacaan nadi. Sementara alat mengukur, saya ukur temperaturnya, yang untungnya juga sudah digital sehingga tidak perlu nunggu lama. Hasil pertama pengukur tekanan darah muncul, saya kaget karena tulisan yang terbaca error. Artinya ada yang salah, entah itu bacaannya atau penempatan mansetnya. Karena berfikir human error, saya ulangi pemeriksaan dengan terlebih dahulu membenahi letak manset. Hasilpengukuran kedua muncul dan kembali membuat kaget. Bacaannya menunjukkan 235/152 mmHg. Wah, wah, tampaknya ini yang bikin si bapak kliyengan. Pemeriksaan lain menunjukkan hasil yang normal. Pemeriksaan fisik juga tidak ada kelainan signifikan.
Prosedur selanjutnya lapor ke alarm center. Ini harus selalu dilakukan apabila kita berhadapan dengan kasus gawat darurat di rig. Konsultasi dengan dokter di sana diperoleh kesimpulan bahwa si bapak mengalami Hypertency urgency. Dan tindakan yang harus dilakukan adalah menurunkan tekanan darahnya segera, tapi tidak terlalu progressif alias tidak boleh melebihi 20%. Saya dengan singkat menghitung, kalau 20%, berarti hanya boleh diturunkan sekitar 46 mmHg.
Telfon berdering lagi, kali ini yang nelfon masih sama. Dia menyarankan saya untuk segera naik ke atas karena pasiennya ga mungkin turun ke bawah, pusing ga bisa bergerak. Saya pun segera naik dengan membawa perlengkapan dan obat-obatan yang sekiranya perlu. Tiba di office, saya berhadapan dengan seseorang yang sudah dibaringkan diatas dua kursi yang di letakkan berhadapan. "Kayaknya sakitnya serius", kata saya dalam hati. Beberapa orang sudah ambil tindakan, ada yang ngerokin sambil berkomentar, "Ini angin duduk namanya pak". Saya agak bingung juga dengerinnya, "Harusnya ada angin berdiri, jongkok, tiarap dan sebagainya", bisik saya dalam hati.
"Segera ambil tindakan", pikir saya. Tap, tap, tap, pengukur tekanan darah alias TENSI segera terpasang. Untungnya sudah otomatis dan dilengkapi juga dengan bacaan nadi. Sementara alat mengukur, saya ukur temperaturnya, yang untungnya juga sudah digital sehingga tidak perlu nunggu lama. Hasil pertama pengukur tekanan darah muncul, saya kaget karena tulisan yang terbaca error. Artinya ada yang salah, entah itu bacaannya atau penempatan mansetnya. Karena berfikir human error, saya ulangi pemeriksaan dengan terlebih dahulu membenahi letak manset. Hasilpengukuran kedua muncul dan kembali membuat kaget. Bacaannya menunjukkan 235/152 mmHg. Wah, wah, tampaknya ini yang bikin si bapak kliyengan. Pemeriksaan lain menunjukkan hasil yang normal. Pemeriksaan fisik juga tidak ada kelainan signifikan.
Prosedur selanjutnya lapor ke alarm center. Ini harus selalu dilakukan apabila kita berhadapan dengan kasus gawat darurat di rig. Konsultasi dengan dokter di sana diperoleh kesimpulan bahwa si bapak mengalami Hypertency urgency. Dan tindakan yang harus dilakukan adalah menurunkan tekanan darahnya segera, tapi tidak terlalu progressif alias tidak boleh melebihi 20%. Saya dengan singkat menghitung, kalau 20%, berarti hanya boleh diturunkan sekitar 46 mmHg.
Rabu, Januari 07, 2009
Krisis, sebuah pelajaran dalam berinvestasi
Dunia investasi tampaknya sedang dilanda cobaan berat. Lebih khusus lagi dunia investasi di Indonesia. Baru saja pasar saham mencoba bangkit sejak terpuruk akibat kenaikan BBM tahun 2005, pasar kembali harus mengalami ujian dengan adanya krisis yang menjalar dari negeri Paman Sam sejak akhir 2007 lalu. Tentu saja banyak yang bingung untuk mengambil sikap apa yang harus dilakukan menghadapi situasi seperti ini? Bagaimana dengan investasi yang sedang berjalan? Apa yang akan terjadi dengan investasi yang turun?
Eko Endarto, seorang Perencana Keuangan dari Biro Perencanaan keuangan Safir Senduk dan Rekan dengan mantap menjawab, "Jangan panik".
Sebagaimana saya rangkum dari kolom beliau di Tabloid KONTAN edisi November 2008 ada beberapa langkah yang sebaiknya kita ambil untuk bertindak menangani investasi kita di masa krisis. langkah itu antara lain:
Harus tenang, rasional, dan jernih
Setiap investor memiliki tujuan masing-masing dalam berinvestasi. Ada yang berinvestasi dalam aset-aset jangka panjang seperti saham dan reksadana saham. Jika anda sebagai investor sudah mengatur portofolio dengan baik, mengapa harus panik? Kebanyakan portofolio beresiko tinggi ini dimaksudkan untuk digunakan kembali dananya pada jangka panjang, katakanlah 10 tahun ke depan, jadi kalau masih lama dibutuhkan kenapa harus panik? Takut merugi? anda tidak akan rugi jika tidak merealisasikan kerugian saat ini dengan menjual saham atau melakukan aksi redemption atas reksadana saham anda. Jadi kalau portofolio investasi anda sudah benar, yakni produk resiko tinggi seperti saham atau reksadana saham untuk jangka panjang, saat ini seharusnya anda gembira karena dengan jumlah investasi yang sama anda dapat memperoleh unit penyertaan atau saham yang lebih banyak.
Tenang
Bila anda telah berinvestasi dengan benar, yaitu menjadikan produk investasi seperti saham, reksadana, atau apapun itu hanya sebagai sarana dan bukan tujuan maka seharusnya anda tetap bisa tenang. Memang, mungkin tujuan anda untuk memperoleh imbal (return) yang tinggi sedikit terhambat, namun tidak berarti tidak tercapai bukan? Katakanlah, kalau dulu anda cuma bisa mimpi punya banyak saham blue chips karena harganya yang sangat mahal, maka sekaranglah saatnya untuk mengoleksi saham-saham ini. Hal yang sama juga berlaku pada reksadana yang mungkin dulu anda hanya punya cita-cita saja untuk memilikinya karena NAB sangat tinggi, sekaranglah saat yang tepat untuk memilikinya.
Rasional
Anda memang layak was-was atas perkembangan investasi anda. Tapi sebaiknya anda juga tetap mengedepankan rasionalitas dalam mengambil setiap keputusan. Dulu pada saat anda mulai berinvestasi, mungkin nilainya A rupiah, namun akibat krisis nilainya menjadi tinggal separuh. Untuk mengurangi kerugian, maka investasi itu harus ditarik. Langkah ini benar, jika anda salah meletakkan dan memilih produk investasi. Jadi anda harus tetap rasional, fokus pada tujuan dan jangan terpengaruh pada trader atau mereka yang salah memilih produk.
Jernih
Apa tujuan anda berinvestasi? Berapa lama tujuan anda? Apakah anda perlu mengambil uang anda saat ini? pertanyaan seperti inilah yang harus anda tanyakan kepada diri sendiri ketika akan bertindak. Takut merugi? anda akan benar-benar mengalami kerugian jika menarik investasi anda. tidak bisa kembali ke harga asal? ingat, anda berinvestasi di produk yang memberi imbal hasil tinggi jadi tidak sulit bagi produk itu untuk kembali ke posisi awal dalam sepuluh tahun ke depan. Kembali, jernihkan pikiran, jangan sampai anda menjadi permainan para spekulan yang mengambil keuntungan dari ketidaktahuan anda.
Sumber : KONTAN, November 2008
Eko Endarto, seorang Perencana Keuangan dari Biro Perencanaan keuangan Safir Senduk dan Rekan dengan mantap menjawab, "Jangan panik".
Sebagaimana saya rangkum dari kolom beliau di Tabloid KONTAN edisi November 2008 ada beberapa langkah yang sebaiknya kita ambil untuk bertindak menangani investasi kita di masa krisis. langkah itu antara lain:
Harus tenang, rasional, dan jernih
Setiap investor memiliki tujuan masing-masing dalam berinvestasi. Ada yang berinvestasi dalam aset-aset jangka panjang seperti saham dan reksadana saham. Jika anda sebagai investor sudah mengatur portofolio dengan baik, mengapa harus panik? Kebanyakan portofolio beresiko tinggi ini dimaksudkan untuk digunakan kembali dananya pada jangka panjang, katakanlah 10 tahun ke depan, jadi kalau masih lama dibutuhkan kenapa harus panik? Takut merugi? anda tidak akan rugi jika tidak merealisasikan kerugian saat ini dengan menjual saham atau melakukan aksi redemption atas reksadana saham anda. Jadi kalau portofolio investasi anda sudah benar, yakni produk resiko tinggi seperti saham atau reksadana saham untuk jangka panjang, saat ini seharusnya anda gembira karena dengan jumlah investasi yang sama anda dapat memperoleh unit penyertaan atau saham yang lebih banyak.
Tenang
Bila anda telah berinvestasi dengan benar, yaitu menjadikan produk investasi seperti saham, reksadana, atau apapun itu hanya sebagai sarana dan bukan tujuan maka seharusnya anda tetap bisa tenang. Memang, mungkin tujuan anda untuk memperoleh imbal (return) yang tinggi sedikit terhambat, namun tidak berarti tidak tercapai bukan? Katakanlah, kalau dulu anda cuma bisa mimpi punya banyak saham blue chips karena harganya yang sangat mahal, maka sekaranglah saatnya untuk mengoleksi saham-saham ini. Hal yang sama juga berlaku pada reksadana yang mungkin dulu anda hanya punya cita-cita saja untuk memilikinya karena NAB sangat tinggi, sekaranglah saat yang tepat untuk memilikinya.
Rasional
Anda memang layak was-was atas perkembangan investasi anda. Tapi sebaiknya anda juga tetap mengedepankan rasionalitas dalam mengambil setiap keputusan. Dulu pada saat anda mulai berinvestasi, mungkin nilainya A rupiah, namun akibat krisis nilainya menjadi tinggal separuh. Untuk mengurangi kerugian, maka investasi itu harus ditarik. Langkah ini benar, jika anda salah meletakkan dan memilih produk investasi. Jadi anda harus tetap rasional, fokus pada tujuan dan jangan terpengaruh pada trader atau mereka yang salah memilih produk.
Jernih
Apa tujuan anda berinvestasi? Berapa lama tujuan anda? Apakah anda perlu mengambil uang anda saat ini? pertanyaan seperti inilah yang harus anda tanyakan kepada diri sendiri ketika akan bertindak. Takut merugi? anda akan benar-benar mengalami kerugian jika menarik investasi anda. tidak bisa kembali ke harga asal? ingat, anda berinvestasi di produk yang memberi imbal hasil tinggi jadi tidak sulit bagi produk itu untuk kembali ke posisi awal dalam sepuluh tahun ke depan. Kembali, jernihkan pikiran, jangan sampai anda menjadi permainan para spekulan yang mengambil keuntungan dari ketidaktahuan anda.
Sumber : KONTAN, November 2008
Selasa, Januari 06, 2009
Negara kita memerlukan lebih banyak paramedis
Paramedis, adalah sebutan untuk profesi yang berkaitan langsung dengan medis atau medical personal (dalam hal ini dokter). Lalu apa bedanya dengan perawat atau nurse? Paramedis dan nurse berbeda dalam hal dimana mereka bekerja dan apa yang dilakukan. Di negeri-negeri barat seperti amerika dan eropa, dan juga di Indonesia khususnya Jakarta, paramedis adalah perawat yang bekerja pada prehospital setting.
Artinya mereka bekerja untuk menangani pasien sejak dari tempat pasien sakit sampai ke Rumah Sakit. Di Indonesia, paramedis ini bisa kita samakan dengan perawat yang bekerja untuk ambulance 118. Sedangkan nurse adalah perawat yang melakukan pekerjan di Hospital Setting. Artinya, para perawat ini melakukan perawatan atas pasien yang telah ada di rumah sakit.
Dilihat dari jumlah yang menjalankan profesi ini, sebenarnya paramedis di Indonesia masih jarang. Sejauh pengamatan saya, daerah yang prehospital carenya berjalan dengan cukup baik dan memiliki tim paramedis barulah di Jakarta dengan ambulance 118 nya. Tercatat ada 24 ambulance Gawat Darurat 118 yang aktif beroperasi melayani masyarakat dengan sekitar 300 personel bekerja sebagai paramedis. Sedangkan di kota-kota lain tampaknya penanganan prehospital oleh paramedis masih sebatas teori. Pentingnya paramedis bisa saya samakan dengan pentingnya membuat draft atau rancangan untuk sebuah bangunan. Kalau rancangan awalnya sudah salah, maka melanjutkan membangun bangunan akan sia-sia. Jadi, kepentingan kerja dari seorang paramedis adalah bagaimana dia melakukan penanganan awal untuk suatu keadaan gawat darurat.
Akibat masih jarangnya tim yang dibentuk untuk menangani keadaan gawat darurat pada prehospital setting, masih banyak kita temukan kasus-kasus keadaan gawat darurat yang sudah terlambat untuk ditangani di Rumah Sakit. Selain itu juga banyak kasus yang mendapatkan penanganan yang salah di tempat kejadian akibat ditangani oleh personal yang tidak memiliki kompetensi medis. Lebih jauh, seringkali kita menemukan bahwa ambulans milik sebagian besar rumah sakit tidak berisi apa-apa selain stretcher(dragbar) dan tidak memiliki fungsi lain selain alat transportasi untuk memindahkan pasien dari rumah atau tempat kejadian ke rumah sakit. Atau, dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain.
Sedikitnya jumlah paramedis di negeri kita, salah satunya karena masih belum ada pendidikan khusus untuk mencetak paramedis. Paramedis yang ada sekarang adalah lulusan dari Akademi Perawat dan Sekolah Tinggi Keperawatan yang kemudian diberikan pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan. Selain itu sedikitnya lapangan pekerjaan di bidang ini membuat lulusan akademi keperawatan atau sekolah tinggi keperawatan jarang melirik profesi ini. Padahal profesi ini semakin dibutuhkan sesuai dengan berkembangnya kasus kegawatdaruratan yang terjadi di masyarakat.
Kendala lain yang menyebabkan masih terbatasnya pelayanan prehospital dengan keterlibatan paramedis adalah masih kurangnya perhatian pemerintah ataupun swasta penyelenggara fasilitas kesehatan akan pentingnya penanganan prehospital terhadap pasien. Selama ini ketika berbicara fasilitas kesehatan, banyak pihak yang berfikir bahwa itu berarti adalah penyediaan Rumah sakit dengan segala fasilitasnya atau klinik dengan segala fasilitasnya. Jarang sekali yang berfikir tentang ambulans dan segala fasilitasnya. Tim tanggap darurat seperti 118 dengan segala fasilitasnya. Kendala lain adalah mahalnya nilai investasi dari sebuah tim tanggap darurat. Penyediaan ambulans lengkap dengan fasilitas gawat darurat sangat mahal.
Akhirnya, kita masih menunggu, kapan negeri kita akan memiliki sistem pelayanan seperti di film-film amerika atau seperti yang kita lihat di televisi asing. Ketika ada kecelakaan, atau ada seseorang dengan kondisi gawat di rumah, tinggal menelfon 118. Dan beberapa menit kemudian datanglah sebuah ambulance dengan 2 orang paramedis yang dengan sigap menangani pasien. Melakukan pemeriksaan singkat, kemudian memasang selang oksigen atau kedok oksigen, memasang infus kemudian menempatkan pasien di stretcher untuk dibawa ke RS dengan ambulans.
Artinya mereka bekerja untuk menangani pasien sejak dari tempat pasien sakit sampai ke Rumah Sakit. Di Indonesia, paramedis ini bisa kita samakan dengan perawat yang bekerja untuk ambulance 118. Sedangkan nurse adalah perawat yang melakukan pekerjan di Hospital Setting. Artinya, para perawat ini melakukan perawatan atas pasien yang telah ada di rumah sakit.
Dilihat dari jumlah yang menjalankan profesi ini, sebenarnya paramedis di Indonesia masih jarang. Sejauh pengamatan saya, daerah yang prehospital carenya berjalan dengan cukup baik dan memiliki tim paramedis barulah di Jakarta dengan ambulance 118 nya. Tercatat ada 24 ambulance Gawat Darurat 118 yang aktif beroperasi melayani masyarakat dengan sekitar 300 personel bekerja sebagai paramedis. Sedangkan di kota-kota lain tampaknya penanganan prehospital oleh paramedis masih sebatas teori. Pentingnya paramedis bisa saya samakan dengan pentingnya membuat draft atau rancangan untuk sebuah bangunan. Kalau rancangan awalnya sudah salah, maka melanjutkan membangun bangunan akan sia-sia. Jadi, kepentingan kerja dari seorang paramedis adalah bagaimana dia melakukan penanganan awal untuk suatu keadaan gawat darurat.
Akibat masih jarangnya tim yang dibentuk untuk menangani keadaan gawat darurat pada prehospital setting, masih banyak kita temukan kasus-kasus keadaan gawat darurat yang sudah terlambat untuk ditangani di Rumah Sakit. Selain itu juga banyak kasus yang mendapatkan penanganan yang salah di tempat kejadian akibat ditangani oleh personal yang tidak memiliki kompetensi medis. Lebih jauh, seringkali kita menemukan bahwa ambulans milik sebagian besar rumah sakit tidak berisi apa-apa selain stretcher(dragbar) dan tidak memiliki fungsi lain selain alat transportasi untuk memindahkan pasien dari rumah atau tempat kejadian ke rumah sakit. Atau, dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lain.
Sedikitnya jumlah paramedis di negeri kita, salah satunya karena masih belum ada pendidikan khusus untuk mencetak paramedis. Paramedis yang ada sekarang adalah lulusan dari Akademi Perawat dan Sekolah Tinggi Keperawatan yang kemudian diberikan pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan. Selain itu sedikitnya lapangan pekerjaan di bidang ini membuat lulusan akademi keperawatan atau sekolah tinggi keperawatan jarang melirik profesi ini. Padahal profesi ini semakin dibutuhkan sesuai dengan berkembangnya kasus kegawatdaruratan yang terjadi di masyarakat.
Kendala lain yang menyebabkan masih terbatasnya pelayanan prehospital dengan keterlibatan paramedis adalah masih kurangnya perhatian pemerintah ataupun swasta penyelenggara fasilitas kesehatan akan pentingnya penanganan prehospital terhadap pasien. Selama ini ketika berbicara fasilitas kesehatan, banyak pihak yang berfikir bahwa itu berarti adalah penyediaan Rumah sakit dengan segala fasilitasnya atau klinik dengan segala fasilitasnya. Jarang sekali yang berfikir tentang ambulans dan segala fasilitasnya. Tim tanggap darurat seperti 118 dengan segala fasilitasnya. Kendala lain adalah mahalnya nilai investasi dari sebuah tim tanggap darurat. Penyediaan ambulans lengkap dengan fasilitas gawat darurat sangat mahal.
Akhirnya, kita masih menunggu, kapan negeri kita akan memiliki sistem pelayanan seperti di film-film amerika atau seperti yang kita lihat di televisi asing. Ketika ada kecelakaan, atau ada seseorang dengan kondisi gawat di rumah, tinggal menelfon 118. Dan beberapa menit kemudian datanglah sebuah ambulance dengan 2 orang paramedis yang dengan sigap menangani pasien. Melakukan pemeriksaan singkat, kemudian memasang selang oksigen atau kedok oksigen, memasang infus kemudian menempatkan pasien di stretcher untuk dibawa ke RS dengan ambulans.
Sabtu, Januari 03, 2009
Lowongan dokter di rig, apakah masih ada?

Lowongan dokter di rig gimana cara ngedapetinnya? Pertanyaan seperti itu sering saya ulangi dalam hati ketika saya PTT dulu. Bahkan lebih jauh ketika saya masih co ass di RS. Saya pikir itulah caranya mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi dan ga terlalu ngoyo sebagai seorang dokter. Karena saya sadar, sebagai seorang dokter yang baru lulus tidak akan bisa langsung punya penghasilan tinggi dari praktek.
Maka berjibakulah saya mencari info kesana kemari tentang kiat-kiat untuk menjadi dokter di rig. Namun, ternyata, mencari lowongan kerja dokter di rig ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dari salah seorang TS senior yang sekarang telah menjadi internis saya dapatkan informasi bahwa menjadi dokter di rig di masa lalu sangat mudah. Namun dari teman saya yang lain saya dapatkan info kalau lowongan kerja dokter di rig di masa sekarang ini agak sulit dan banyak saingannya.
Ternyata memang benar, kriteria dan persyaratan untuk menjadi dokter di rig sekarang sudah banyak berubah. Di era tahun 70-an atau 80-an, dokter yang baru saja lulus dan belum PTT bisa saja melamar ke BP migas dan akan dengan mudah diterima untuk segera bekerja di rig. Tapi sekarang zaman berganti, peraturan pun berubah. Kebanyakan dokter di rig sekarang dipekerjakan oleh perusahaan outsourcing.
Beberapa kriteria yang biasanya dipersyaratkan antara lain :
1.Pasca PTT
2.Punya sertifikat ATLS dan atau ACLS
3.Punya sertifikat Hyperkes akan menjadi suatu nilai tambah
4.Beberapa outsourcing ada yang mewajibkan punya sertifikat Basic Sea Survival (BSS) atau T-BOSIET.
Nah, buat dokter yang sudah memiliki certifikat tersebut diatas, kans anda akan lebih besar untuk diterima di perusahaan outsourcing yang akan menempatkan ke rig. Tapi kalau belum punya, jangan kawatir, ada kok perusahaan outsourcing yang mau memerima dokter yang sertifikasinya masih minim, dan untuk memenuhi sertifikasi di atas, setelah diterima akan dikursuskan untuk dapat memenuhi persyaratan.
Lalu kemana lamaran harus ditujukan? Ada beberapa perusahaan outsourcing tenaga kesehatan besar yang ada di Indonesia. Yang terbesar adalah International SOS (PT ASIH EKA ABADI), selanjtnya ada Global Occupational and healthcare, lalu ada Medika Plaza, serta Medex. Bisa googling sebentar ke internet untuk mencari website masing-masing perusahaan tersebut dan mengirim lamaran dan CV dari sana.
Ada juga sistem kontrak langsung dengan drilling company atau oil company nya. Tapi ini biasanya mempersyaratkan pengalaman kerja. Jadi akan sulit buat yang baru lulus untuk bisa dikontrak langsung drilling company atau oil and gas company. selamat mencoba!
Langganan:
Postingan (Atom)